ahmad412. Diberdayakan oleh Blogger.

Yang Tidak Bisa di ucapkan Ayah

Khusus Buat Bapakku yang telah membimbingku...

Ketika Aku sedang jauh berada dengan kedua orang tua, entah sedang kuliah di luar pulau, sedang jalan, pergi ke suatu tempat dengan teman-teman atau keluar kota, sering kali akan merasa kangen pada sosok Ibu..

Mungkin, karena Ibu sering menelepon walau hanya untuk menanyakan keadaan, tapi tahukah kalian bahwa ternyata Ayahlah yang mengungatkan ibu untuk meneleponmu..??

Sewaktu kecil, Ibulah yang sering mengajak bercerita dan mendongengkanmu ketika mau tidur, tapi tahukah kamu Ayah dengan keadaan letih setelah sepulang kerja selalu menanyakan kabarmu dan menanyakan kepada ibumu apa yang telah kau lakukan seharian..??

Pada saat umur 5 tahun, ayah mengajarkan kita untuk naik sepeda, setelah menganggapmu bisa, ayah akan melepaskan roda bantu disepedamu, kemudian Ibu bilang :Jangan dulu ayah, karena ibu khawatir anakmya terjatuh dan terluka, tapi sadarkah kamu bahwa dengan yakin ayah akan membiarkanmu belajar dan menatapmu dengan yakin, serta akan selalu menjagamu mengayuh sepada dengan seksama karena dia tau anak tercintanya pasti bisa!

Saat kamu merngek meminta mainan ataupu boneka,
Sang Ibu menatapmu Iba tetapi ayah mengatakan dengan tegas " Boleh beli, tetapi tidak sekarang"... Tahukah Kamu ayah melakukan itu karena tidak ingin anak kecilnya berkembang menjadi anak yang manja dengan tuntutan yang selalu dipenuhi..??


Saat Kamu sakit pilek, ayah yang terlalu khawatir kadang membentak dengan berkata : " Sudah di bilang jangan minum air dingin!", Jauuh berbeda dengan ibu yang menasehati dengan lembut, tapi ketahuilah saaat itu ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu..


Saat kamu beranjak remaja, kamu menuntut kepada ayah agar di ijinkan keluar malam dengan teman-teman, tetapi dengan tegas ayah menolaknya dan mengatakan dengan tegas "Tidak Boleh!", dan saat itu pasti kamu sangat jengkel dengan ayahmu, tappi tahukah kamu dalam hati ayahmu?? Tahukah kamu bahwa ayah melakukan itu untuk menjagamu, karena baginya kamu sosok yang sangat berharga..
Saat itu kamu marah dan kekamar sambil membanting pintu dan Ibu datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah, Tahukah Kamu bahwa saat itu ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, sebenarnya ayah sangat ingin memenuhi keinginanmu, tetapi lagi-lagi dia harus menjagamu..

Saat ayah telah melonggarkan peraturannya dan membolehkanmu untuk keluar malam dengan pacarmu

dan saat itu kamu melanggar jam malamnya, maka yang dilakukan ayah adalah duduk di ruang tamu, menunggumu pulang dengan hati yang khawatir, dan saat kamu telah pulang, hati sang ayah akan mengeras dan memarahimu.. Tapi, tahukah kamu apa yang dipikirkan ayah?? Bahwa ini adlah hal yang paling Ia takuti akan segera datang, "Anak kecilnya akan segera pergi meninggalkan ayahnya",,

Setelah lulus SMA ayah akan memaksamu untuk menuruti keinginanya untuk kuliah di jurusan yang tidak kamu sukai, entah menjadi dokter ataupun insyinyur. Tapi tahukahmu Ia begitu karena memikirkan massa depanmu kelak.. Tapi toh ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan ayah..


Saat kamu menjadi dewasa dan harus kuliah di kota lain, ayah harus melepasmu di bandara. Tahukah kamu badan ayah sangat kaku untuk memelukmu, ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini dan itu dan menyuruhmu untuk berhati hati.. Padahal saat itu Ayah sangat ingin menangis seperti ibu dan memelukmu erat-erat. Yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut sudut matanya, dan menepuk pundakmu dan berkata " Jaga dirimu baik-baik ya nak..."
Ayah melakukan itu semua agar kamu kuat. Kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.


Disaat kamu butuh uang semester atau biaya kuliahmu dan biaya hidupmu, orang pertama yang akan mengerutkan keningnya adalah ayah. Ayah berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa meras sama dengan teman-temannya yang lain, walaupun harus dengan cara mengutang.


Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta mainan dan boneka baru, entah itu hp baru atau laptop baru dan ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan itu, Kata-kata yang keluar dari mulut ayahmua adalah : "Tidak..Tidak bisa!"
Padahal di dalam lubuk hatinya Ia sangat ingin mengatakan : " Iya sayang, nanti ayah belikan untukmu"
Tahukah kamu bahwa ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saat kamu telah wisuda sebagai seorang sarjana, ayah adalah orang pertama yang akan memberimu tepuk tangan yang sangat keras, ayah akan tersenyum dengan bangga melihat anak tercintanya yang tidak manja telah berhasil tumbuh dewasa dan telah menjadi seseorang..


Saat kamu menikah, ayah akan tersenyum bahagia. Dan tahukah kamu saat itu ayah akan pergi kebelakang panggung sebentar dan menangis..
Ayah menangis karena sangat berbahagia, kemudian Ia bedoa. Dalam lirih doanya kepada Tuhan ayah berkata "Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik.. Anak kecilku yang lucu telah menjadi anak yang dewasa, bahagiakanlah Ia dengan pasangannya"..

Setelah itu ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang menjenguknya..

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih, dan badan dan lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya...
Ayah telah menyelesaikan Tugasnya...

Jujur, saya menangis saat mengetik tulisan ini, tersadar bahwa sosok ayah itu sangat berarti dalam hidup kita, Ia yang tidak menunjukkan kasih sayangnya dengan kata-kata berhasil menyadarkanku bahwa kasih sayangnya begitu besar dalam diamnya..
Terima kasih kepada sesosok ayahku yang telah membesarkanku...
Tahukah kau ayah, aku sangat mencintaimu, sangat menyayangimu meskipun lidahku begitu kaku untuk mngatakannya langsung kepadamu..
Lewat tulisanku ini, aku yakinkan kepadamu bahwa kau telah sangat berhasil menjadi ayahku, aku akan selalu berdoa untukmu, akan selalu berbakti kepadamu...
Jika suatu saat Ayah akan membaca tulisan ini, tersenyumlah dan banggalah telah memiliki anak yang nakal sepertiku..


Achmad Purwanto to my beloved father...
 

 
















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: